Thursday, August 11, 2016

Legenda Situ Bagendit



Bu, udah lama nggak dibacain buku cerita...

Ah iya, baru ingat nih kalau Ibu sudah beberapa waktu enggak bacain buku cerita lagi ke Adek. Ibu pikir karena Adek sudah mahir membaca, Adek pasti pengin baca sendiri segala macam buku miliknya. Ternyata masih pengin dibacakan plus didongengin berbagai kisah yang ada di buku-buku koleksi keluarga.

Perasaan Ibu saja atau bagaimana ini ya, Adek tuh berasa kayak anak jaman angkatan 45 hihihii... hobi minta dibacakan komik Tintin. Itu kan dari generasi Ibu, Deeekkk... Yah, namanya anak-anak ya, tentunya bakalan lebih tertarik buku dengan ilustrasi penuh. Komik Tintin kan full gambar tuh, mana Adek sering banget ikutan Ibu nonton DVD Tintin, jadi punya tokoh kesukaan yang bakalan dia ceritakan berulang-ulang.

Tentu saja tak melulu buku koleksi Ibu yang bakalan dilahap Adek. Penting juga kan bagi anak-anak untuk mengetahui berbagai cerita rakyat yang ada di Indonesia. Nah, kapan hari waktu pusing mau liburan ke mana, Ibu sempat klik di sini dan jadi punya ide untuk menggali kekayaan cerita rakyat Indonesia.

Sudah pada pernah ke Garut kah? Wiiiyy... Ibu pengin banget nih ajak Kakak dan Adek liburan ke sana. Ntar ya kalau waktunya pas tentu Ibu bakalan ajak keluarga piknik ke sana.

Nah, Adek pengin tau cerita rakyat yang menarik yang berasal dari Garut?

Adek mengangguk-angguk penuh harap  *Ibu terlalu mendramatisir :))

Situ Bagendit, sumber foto : travel.detik.com

Di Garut ada sebuah danau yang sangat populer. Sebelas dua belas dengan danau yang memiliki kisah unik di Kabupaten Semarang nih. Kalau di Kabupaten Semarang ada Rawa Pening yang kisah Baru Klinthingnya amat legendaris itu, maka di Garut ada danau / situ yang bernama Situ Bagendit. Apa dongeng di balik terbentuknya danau eksotik yang satu ini?

Di sebuah desa di Jawa Barat, ada seorang perempuan yang dipanggil oleh penduduk sekitar dengan julukan Bagende Endit yang memiliki arti orang kaya yang pelit (mohon dikoreksi bila terjadi kesalahan - sumber : ceritarakyatnusantara.com). Nyi Endit ini amat kaya, dia mewarisi harta dari mendiang suaminya. Meskipun kaya, Nyi Endit tidak pernah berbagi kebahagiaan dengan masyarakat di sekitar rumahnya.

Nyi Endit tinggal di daerah pertanian dan hampir semua lahan pertanian dikuasainya. Banyak petani yang berhutang kepadanya dan tidak sanggup membayar bunga pinjaman yang tinggi. Akibatnya lahan pertanian mereka menjadi milik Nyi Endit. Lama-lama para petani itu pun miskin karena terjerat hutang kepada Nyi Endit.

Sebagai orang terkaya di desa, tak heran banyak orang yang sering datang ke rumah Nyi Endit untuk memohon bantuan. Namun dasar Nyi Endit ini kikir / pelit luar biasa, jangankan mau membantu, mereka yang datang ke rumahnya untuk minta bantuan selalu mendapat omongan kasar dari dia. Mereka yang amat membutuhkan bantuan itu pun kembali dengan tangan hampa dan sakit hati.

Suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumah Nyi Endit untuk minta sedikit air. Di rumah Nyi Endit terdapat sumur yang airnya melimpah ruah. Namun lagi-lagi Nyi Endit tak mau berbaik hati barang sedikit pun. Kakek yang meminta air itu pun diusirnya dengan kasar.

Si kakek membawa sebuah tongkat yang digunakannya sebagai alat bantu jalan. Saking lemasnya, dia menancapkan tongkat tersebut ke tanah untuk bersandar. Dan saat tongkat tersebut dicabut, menyemburlah air dari tempat tongkat tadi ditancapkan. Semburan air ini tak mau berhenti hingga desa tersebut digenangi air. Seluruh penduduk pun ketakutan dan secepat mungkin mengungsi dari desa tersebut. Namun Nyi Endit justru sibuk menyelamatkan peti hartanya. Akibatnya dia tenggelam bersama dengan seluruh hartanya.

Desa yang tenggelam itu kemudian dikenal dengan nama Danau / Situ Bagendit, sesuai dengan nama Bagende Endit tadi. Saat ini Situ Bagendit menjadi salah satu obyek wisata nan cantik yang ada di Garut. Di sana para pengunjung bisa menikmati kecantikan danau ini dengan memanfaatkan rakit-rakit yang disediakan.

Apa tanda orang terkutuk?
Terhadap harta dia kemaruk.

Dengan menceritakan legenda Situ Bagendit ini Ibu berharap di kemudian hari Adek bisa paham bahwa kebaikan itu di atas segalanya. Apalah arti harta menumpuk bila kekayaan hati tiada terpupuk.

Adakah mom & dad yang masih menceritakan dongeng kepada putra-putrinya seperti ini?

3 comments:

  1. wuih.. semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu ya budhe

    ReplyDelete
  2. Waktu aku masih kecil pernah baca legenda ini, sampai sekarang masih suka bacaan semacam ini, bagus untuk mengasah kepekaan hati ya mba

    ReplyDelete
  3. Wah, baru denger cerita ini, bisa jadi bahan ceritaan buat anak-anak nih, soalnya da kandungan hikmahnya

    ReplyDelete