Wednesday, July 8, 2020

Pengalaman Pertama Pergi Sendiri Tanpa Orangtua


Ibu sering mendapat pertanyaan, kok tega amat melepas anak sekolah di luar kota ketika usianya masih awal masa remaja?

Memang tidak semua orang bersedia mengalami apa yang Ibu jalani saat ini. Tapi bukan berarti apa yang menjadi keputusan tersebut lalu salah di mata keluarga lain kan? 

Mengirim anak untuk bersekolah sekaligus menjadi santri di pondok pesantren sudah banyak dilakukan oleh para orangtua. Tentu dengan alasan mendasar yang hanya si orangtua dan anak yang tahu bagaimana kesepakatan itu diputuskan.

pengalaman pertama traveling

Kalau anaknya tidak terbiasa jauh dari orangtua gimana?

Dalam kehidupan berkeluarga, kedekatan anak dengan orangtua sudah menjadi hal yang lumrah. Sudah seharusnya malah. Sama juga dengan yang terjadi di keluarga BocahRenyah. Kakak dan Adek ya kemana-mana barengan terus dengan Ayah dan Ibu. Mulai dari awal bisa bicara, bisa berjalan, lalu lanjut masuk ke sekolah.

Ada proses melatih anak untuk sedikit demi sedikit bisa mandiri, tak tergantung lagi pada orangtua. Kebayang kan gimana pertama kali mengantar anak ke sekolah dan kemudian harus meninggalkannya? 

Dulu ketika Adek pertama kali masuk PAUD, nggak keitung deh dramanya. Berminggu-minggu Ibu harus telat ngantor karena Adek tak mau ditinggal. Proses adaptasi dengan lingkungan baru dan suasana baru cukup lama baginya.

Beda lagi dengan si Kakak, yang sejak usia 3 tahun udah ngeyel aja pengin sekolah. Hanya sehari Ibu nungguin di luar kelas dan melihat bagaimana Kakak beradaptasi dengan ruangan baru, teman-teman baru dan juga ibu gurunya. Setelah itu di hari kedua Kakak sudah tidak mau ditungguin.

Masing-masing anak memang memiliki perkembangan yang berbeda. Mereka bakalan mengingatnya di kemudian hari : oohh jadi ini toh permata pengalamanku. Itulah kenapa Ibu suka menulisnya di blog ini. Suatu saat ketika Kakak dan Adek pengin tahu gimana mereka waktu kecil dulu, tinggal buka aja blog BocahRenyah ini. 😍



Pengalaman Pertama Traveling Tanpa Orangtua


Sejak kecil kecenderungan Kakak untuk senang bereksplorasi dan mencoba hal baru memang kelihatan banget. Kalau diajak bepergian ya, setiap kali berhenti di suatu tempat, Kakak nggak cuma diam dan nempel pada orangtuanya. Dia lebih senang melihat-lihat lingkungan sekitarnya. 

Bahkan kalau ketemu dengan anak lain, yang sama sekali belum dikenalnya, Kakak bisa cepat banget SKSD. Sok kenal sok dekat gitu kalau istilah orang jaman baheula. Hayooo.. yang tau singkatan itu berarti usianya sepantaran sama Ibu yaaa... πŸ˜ƒπŸ˜‚


Hal lain yang istimewa dari Kakak sejak kecil yang terlihat selain kemandiriannya adalah kegemarannya membaca buku. Dalam sebulan bisa berapa kali tuh Ibu harus menganggarkan dana belanja sendiri untuk buku-buku yang dibeli oleh Kakak. Sebagian besar merupakan novel anak yang digemarinya. Novel yang ditulis oleh anak-anak juga.

Dari kegemarannya membaca buku itulah, kemudian Ibu mengarahkannya untuk berlatih menulis. Bahkan sempat dulu belajar menulis cerita secara online kepada Tante Aan Diha, penulis banyak buku yang juga guru menulis Ibu ketika dulu Ibu masih semangat banget untuk menulis buku. 

Dengan bekal kegemaran membaca dan menulis itu, alhamdulillah Kakak sempat mencicipi kesempatan untuk mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia tahun 2013. Saat itu Kakak masih kelas 4 Sekolah Dasar. Dia harus berangkat ke Jakarta bersama penulis-penulis cilik lainnya dari Jawa Tengah. 

Gembira atau takut kah dia?

Nggak ada rasa takut sama sekali nih bocah. Berminggu-minggu sebelum keberangkatan udah excited banget. Membayangkan bakalan traveling jauh dan bertemu dengan banyak teman baru. 

Ibunya gimana? 

Hmmm... malah justru Ibu loh yang takut melepas Kakak pergi sendirian gini. Ntar di sana gimana coba? Kan kalau di rumah semuanya sudah ada yang atur dan urus. Mulai dari makan sampai urusan baju. Lah ntar kalau di Jakarta gimana?

traveling tanpa orangtua

Ternyata bahagia dengan kemandirian anak sejak kecil berjalan seiring dengan kekhawatiran luar biasa yang Ibu rasakan ketika harus melepas anak dari pandangan. Ya kan biasanya selalu ada di sisi, ketika pada usia sembilan tahun si bocah harus pergi jauh sendirian, gimana coba kan ya perasaan seorang ibu. 

Tak hanya bagi orangtua saja rupanya pengalaman berharga seperti ini. Di sisi anak, dia akan belajar untuk mandiri. Jika di rumah mulai dari pagi harus dibangunkan, ternyata saat berjauhan si Kakak bahkan sebelum Subuh sudah bangun. Bersama dengan teman-temannya, dia jadi awal menunaikan sholat dan mulai sarapan. Sarapan dilakukan awal karena harus mengikuti ketatnya acara konferensi dari pagi hingga malam di tempat yang berbeda.

Alhamdulillah. Ketika anak merasa bahagia dan mendapatkan pengalaman yang berharga seperti ini, Ibu pun ikut bersyukur. Bahkan ketika 3 tahun secara berturut-turut Kakak mengikuti konferensi penulis cilik ini kembali, Ibu sudah bisa melepasnya untuk bepergian jauh tanpa orangtua dengan tenang hati.

Selalu bertumbuh dengan pengalaman baru dan tak lupa bahagia ya, Nak. πŸ’—πŸ’™πŸ’š

46 comments:

  1. Aku dulu juga gak tinggal di rumah meski masih di Jepara juga. Terus akhirnya lumayan terbiasa buat jalan sendiri, pakai kendaraan umum. Pas pertama kali ke luar kota, jauh pula dan sendiri, Ibuku heboh banget, hahaha. Alhamdulillah tetap balik rumah. Itu aja masih ngedrama sampai beberapa waktu. Maklum anak desa kan

    Dibanding Putrinya Mbak Uniek yang dari kecil udah ke luar kota, aku ya jauh ketinggalan. Tapi persamaannya, orangtua pasti yang selalu heboh dulu

    ReplyDelete
  2. maasyaaallah hebat sekali, pengalaman yang tak terlupakan juga pastinya

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah TabarokAllah.... Mba Unieek luar biasaaaaa
    AKu sampe detik ini blum pernah melepas anakku, bahkan pergi ke mall di sby aja harus sama aku.
    Hiks hiks, daku kudu belajar banyak dari dirimu Mbaaa

    ReplyDelete
  4. Sebetulnya orang tua sendiri yang lebih tau kapan anak-anaknya siap. Malah sebetulnya, anaknya mungkin siap. Tetapi, justru orang tuanya yang belum tega. Jadi memang gak bisa juga dibilang tega. Bahagia selalu, ya

    ReplyDelete
  5. Masya Allah... Hebat ini deh, menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian pada anak itu memang harus sejak dini ya. Semua orang tua tau yang terbaik untuk anaknya, keren kamu mbak.

    ReplyDelete
  6. Masya Allah semoga kelak aku pun bisa melepas anakku pergi tanpa orang tuanya. Selama ini sih belum ada tanda-tanda kalau dia akan punya keberanian itu. Cuma yang aku lihat kalau aku pergi traveling dan dia nggak diajak, anaknya sungguh selow. Haha.

    ReplyDelete
  7. Waaahhh keren banget si kakak ini Masya Allah. Seneng banget kalau ada cerita anak-anak bisa mandiri gini, semoga anak saya nantinya bisa mengikuti jejak putri mba unik aamiin

    ReplyDelete
  8. MasyaAllah keren sekali kakak sudah berani pergi jauh tanpa orang tua. Sesekali memang perlu ya, Mbak, sudah belajar mandiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga berharap ada kesempatan supaya anak saya yang sulung pergi sendiri tanpa orang tua. Tentunya di bawah pengawasan guru atau orang dewasa lain seperti ini. Biar belajar mandiri.

      Delete
  9. Alhamdulillah salut buat Kakak
    Memang tetap tergantung orangtuanya saat menyikapi agar anak jadi mandiri termasuk bepergian sendiri tanpa orangtua.
    Keren Mbak Uniek
    Saya ada tips buat Bunda lainnya, diantaranya: kalau ada kegiatan sekolah ga usah ditengok.
    Seringkali ortu - terutama ibu -, anaknya Persami di sekolah atau ke luar sekolah, misalnya. Udah pasti nengokin ke lokasi. Atau ada kegiatan study wisata (di kota yang sama) mereka ngintilin dari belakang rombongannya...
    Jadilah anak ga mandiri nanti :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tips yang sangat cocok nih untuk diterapkan, Mba. Thks yaaa...

      Delete
  10. Sebagai orang tua melepas anak ke Jakarta hanya dengan teman-teman penulisnya, tentu saja rasanya campur aduk gak karuan.

    Tapi hebat buat anaknya. Berani dan ingin mengeksplor lingkungan yang lebih lagi. Semoga selalu diberi kesehatan, ya... πŸ₯°πŸ˜™πŸ˜™

    ReplyDelete
  11. Kakak kamu keren banget, dulu aku seumur kamu nggak berani lho ke mana-mana. Walau satu kota tetep harus dianter. Hahaha. Semoga nanti aku bisa ajarin anakku buat mandiri begini juga kayak Mbak Uniek ke kakak.

    ReplyDelete
  12. wah, my children ever do it. They are going together with my family. And thwt no problem sih. I give some prepare for them. and always keep contact

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo sama keluarga sih no worry at all ya mba hehehe...

      Delete
  13. Masya Allah ... ikutan konferensi penulis cilik yaa. Hebat si kakak makin mandiri!
    aku pernah TK pergi tanpa orang tua tapi sama temannya ibuku yang emang kenal dekat. Santai aja sih soalnya udah kenal.

    ReplyDelete
  14. Aihh seru sekali. Pengalaman berharga banget ini mah. Belum kebayang gimana kalau si sulung saya bepergian sendiri tanpa saya. Hahahah. Tapi ya pengen juga, biar mandiri gitu.

    ReplyDelete
  15. masyaAllah keren bnget sih. Ya jadi ngiri Aku waktu usia segitu ngapain yaπŸ™ˆ udah ikut konferensi penulis cilik sukses terus yaa

    ReplyDelete
  16. MashaAllah~
    Kakaaa...bahagia banget bisa menekuni passion dan di apresiasi sampai keluar kota.
    Kebayang bahagia kaka bisa dipercaya kedua orangtuanya.

    Sukses selalu, kaka sholihaaa~

    ReplyDelete
  17. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing ya, Mbak.
    Anak sulung saya juga dulu waktu hari pertama masuk sekolah, hanya sehari ditungguin. Besoknya malah minta ibunya pergi kerja lagi. Padahal udah cuti seminggu, duuh!
    Beda dengan adiknya yang udah ekolah seminggu, tapi masih nyari-nyari ibunya di luar kelas hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok sama nih dengan BocahRenyah heheee... toss dulu kita mba

      Delete
  18. Wuih kaka mantab nih sedari kecil sudah terlatih jd inget aku kalau kemah diam2 bapak dan mamakku memantau dari jauh lalu ga tahan pasti akan samperin aku mastiin aku bae2 aja wkwk suka gemes jg sih dulu aku

    ReplyDelete
  19. Waay to go..Bepergian sendiri itu memang sesuatu dan anak - anak baiknya sudH kita ajari the do’s and the don’t

    ReplyDelete
  20. wahh kerenn Alhmdulillah bisa punya pengalaman yang berharga banget ya.. Semoga anakku bisa punya pengalaman serupa.. pasti seru..

    ReplyDelete
  21. Barokallah asah terus skilnya ya dek, aku jadi mupeng pengen ajarin anak nulis kelak kalau jadi ibu heheheh. Bangga banget aku lho mba atas keberanian anakkmu

    ReplyDelete
  22. Melepaskan anak pergi tanpa orang tua adalah pilihan tepat asalkan sudah dipastikan berbagai hal yang menjamin keselamatannya.

    ReplyDelete
  23. Pas waktu itu aku baca status facebook kak Vivi berangkat sendiri tanpanorangtua. Aku seneng banget loh.

    ReplyDelete
  24. Anak cerdas dan mandiri barakallah mba.

    ReplyDelete
  25. Saya selalu kagum dan salut sama anal yang mandiri seperti ini mbak. Bisa mengatasi masalah dengan tekadnya yang kuat. Sukses selalu buat putra putrinya ya mbak. Yakin mereka adalah generasi rabbani yang tangguh dan kuat melewati zaman.

    ReplyDelete
  26. MashaAllah
    Kakak hebat.. InshaAllah kemandirian sejak dini akan banyak memberikan manfaat bagi langkahnya kelak.. Aamiin

    ReplyDelete
  27. Terkadang orang tua yang terlalu khawatir, padahal si anak sebenarnya sudah siap :)

    ReplyDelete
  28. Salut juga mba ada kerelaan melepaskan anak sekolah berbeda kota. Hebat juga anak mbak secepat itu bisa mandiri. Memang anak berbeda-beda perkembangan dan karakternyanya

    ReplyDelete
  29. Benar bun,kita memang harus melatih kemandirian anak sejak kecil. Meskipun sebenarnya dihati ada perasaan khawatir dan tidak tega tetapi kita harus tetap melakukannya. Sebab kemandirian ini merupakan salah satu bekal anak untuk meraih kesuksesan

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah dengan dilepas pergi tanpa orang tua, jadi makin mandiri. Lagipula perginya masih bersama orang yang dikenal dan bertemu teman baru.

    ReplyDelete
  31. Wah akupun demikian, bila melepaskan dia berkegiatan sendiri di luar rumah yang tak terjangkau pandangan mata bundanya. Ada rasa gimanaaa gitu. Tapi aku selalu berdoa agar di luar anak bauk-baik saja, dipertemukan dengan orang-orang yang baik.

    ReplyDelete
  32. Huaa ada konferensi penulis cilik..jadi penasaran itu ngapain aja di jakarta, cerita dong mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada di blog anakku mba, bisa search di vivi-savitri dot blogspot dot com ya mba. Dia cerita banyak di sana.

      Delete
  33. Aduh aduh, aku jadi keingetan pengalaman si abang waktu TK kemarin. Dia ada studi wisata gitu dan ortu murid enggak ikut. Malah bahagia banget kayaknya, hahaha

    ReplyDelete
  34. Anak diajari mandiri sejak dini.. Saya suka dengan tipsnya. Patut dicontoh Mbak..

    ReplyDelete
  35. Keren ya kakak. Aku termasuk emak yang tegaan. Kalau anak mabit atau ada acara nginap-nginap gitu, saat di kelas para emak worry dan bilang Pengen jenguk dll. Aku malah yang ngayem2i suami karena selalu Pengen jenguk.. padahal udah dilarang pihak sekolah nggak bolehdboleh Semoga bisa nyonto kemandiriannya kak Vivi..

    ReplyDelete
  36. Dulu saya juga begitu, dilepas2 saja sejak smp pergi karyawisata ke padang. Ternyata saya mengalami pengalaman buruk di sana, namun saya tak ceritakan ke orang tua. Sehingga kalau diingat2 lagi, saya jadi takut melepas anak saya kemana2 hehehe.

    ReplyDelete
  37. Pengalaman pertama pergi sendiri yang jauh itu ya pas kuliah, harusnya sedari dini ya hehehe

    ReplyDelete
  38. Iya ya mba.. justru sekarang speerinya yang lebih banyau takutnya itu ya kita para orang tua ya. Anak2 malah fine2 aja.. ngebayangin beberapa tahun lagi kami akan ada di fase ini nih mba.. harus belajar banyak

    ReplyDelete
  39. Luar biasa yaa. Keren si Kakak, sudah mandiri sejak usia dini. Saya sanggup gak ya kira2 mempraktikkan ke anak saya. Hihi

    ReplyDelete
  40. Woww keren si kakak, bakatnya sama kayak ibunya ya..
    Jadi penulis.
    Sukses terus ya kakak

    ReplyDelete
  41. Masyaallah kak vivi keren deh. Pantesan aja beradaptasi di pondok pun ga kesulitan ya.

    ReplyDelete