Untukmu, Nak, yang setiap hari hidup berdampingan dengan media sosial, Ibu tahu betul betapa beratnya beban yang kau pikul. Sejak kau kecil, Ibu selalu menanamkan rasa bangga pada Merah Putih, pada kekayaan budaya, pada Bhinneka Tunggal Ika.
Tapi kini, Ibu bisa merasakan kebimbangan di hatimu. Ada kekecewaan yang tumbuh saat menyaksikan berita demi berita. Seolah, Indonesia yang dulu kita banggakan, kini terasa seperti sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan.
Pertanyaan "masih perlukah kita mencintai Indonesia?" bukan lagi sekadar pertanyaan retoris. Pertanyaan ini menjadi sebuah refleksi jujur dari generasi yang menyaksikan langsung gejolak ini. Ibu ingin mengajakmu, melalui tulisan ini, untuk mencari jawabannya bersama.