Untuk anak-anakku, kalian member Gen Z, pernah nggak sih mencoba memahami kami ini, para orangtuamu dari generasi sebelumnya? Iya, generasi Ibu yang nggak gaptek-gaptek amat, tapi juga sedikit, hm... iyaa... sedikit nge-lag saat memahami obrolan dan alur pikiran kalian.
Terlebih ketika masuk ke wacana tentang Artificial Intelligence atau biasa disebut AI. Dulu awal marak-maraknya orang pakai AI, sebagai seorang blogger, Ibu merasa sangat khawatir dan tidak nyaman. Kayak gini nih ibaratnya: wah, saingan berat otak blogger nih.
Keberadaan AI mulai banyak digunakan oleh berbagai pihak yang mengandalkan sebaris prompt untuk membuat artikel. Lah, gimana nasib blogger yang memori dan kekuatan 'processor'nya tak bisa menandingi mesin kecerdasan, yang ironisnya adalah buatan manusia sendiri.
Dari situ deh Ibu kepikiran banget, ntar kalau keberadaan AI ini disalahgunakan gimana ya?
Ibu Khawatir AI Akan Disalahgunakan, Nak
Sekarang sih semua-semua udah serba teknologi. Tidak mengikuti perkembangan teknologi sama aja dengan itu tuh, peribahasa jaman dulu : bagaikan katak dalam tempurung. Kalau orang Jawa bilangnya "ngah ngoh", "ndah ndoh", alias plonga-plongo nggak ngerti dunia sekitarnya.
Loh, iya Nak, betul itu. Saat Ibu keukeuh untuk tidak mempedulikan keberadaan AI, lama-lama berasa ketinggalan banget deh. Prasangka buruk yang membentengi diri membuat Ibu tertinggal jauh dari orang lain yang dengan sigap memanfaatkan kecanggihan AI ini.
Soalnya gini loh Nak, kan sama ya seperti teknologi lainnya, ada kemungkinan AI disalahgunakan oleh manusia. Kecanggihan teknologi AI membuka potensi yang sangat besar, bisa dalam positif maupun negatif.
Potensi Penyalahgunaan AI
Coba kalian perhatikan kecenderungan kayak gini ini, Nak, yang bakal Ibu sebutkan di bawah nanti. Kira-kira menurut kalian bagaimana?
1. Penyebaran Disinformasi dan Misinformasi (Hoaks)
Kalian ngerti kan ya tentang Deepfake? AI bisa digunakan untuk membuat video, audio, atau gambar palsu yang sangat meyakinkan. Misalnya, membuat seseorang yang tidak pernah mengatakan atau melakukan sesuatu seolah-olah mengatakannya. Trik seperti ini bisa digunakan untuk propaganda politik, penipuan, atau merusak reputasi.
Orang juga bisa memanfaatkan AI untuk menulis artikel, post media sosial, atau bahkan keseluruhan narasi yang bias atau tidak benar dalam skala besar, membanjiri ruang informasi dengan hoaks yang sulit dibedakan dari berita asli.
2. Penipuan dan Cyber Crime
Banyak loh Nak kejadian tidak mengenakkan yang menimpa orang-orang jaman sekarang. Ada teknik yang dinamakan phishing. AI bisa digunakan untuk menciptakan email atau pesan penipuan yang sangat personal dan meyakinkan, meniru gaya bahasa seseorang atau organisasi tertentu, sehingga lebih sulit dideteksi.
Belum lagi jika masuk ke ranah smart malware. AI dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan malware yang lebih adaptif, mampu menghindari deteksi antivirus, atau bahkan belajar dari sistem yang diserang untuk menemukan celah.
Bisa juga terjadi penipuan suara (voice phishing). AI bisa meniru suara seseorang, misalnya anggota keluarga atau atasan) untuk menipu korban agar melakukan transfer uang atau membocorkan informasi rahasia.
3. Pelanggaran Privasi dan Pengawasan
Kalian tau ndak, Nak, jika AI bisa melakukan pengenalan wajah tanpa ijin dari yang bersangkutan? AI dapat digunakan untuk memantau dan mengidentifikasi individu di ruang publik tanpa persetujuan. Hal ini jelas melanggar privasi dan kebebasan individu.
AI juga dapat dimanfaatkan untuk menganalisis data pribadi dalam jumlah besar untuk menciptakan profil detail tentang seseorang, yang bisa disalahgunakan untuk manipulasi atau diskriminasi. Kudu hati-hati nih kalian menghadapi ancaman pelanggaran privasi seperti ini.
Membayangkan Kengerian yang Bisa Dilakukan AI
Bertahun-tahun yang lalu sebelum penggunaan AI marak seperti saat ini, Ibu pernah membaca novel berjudul Origin. Tahun 2017, kepikiran tentang AI aja belum loh, Nak. Makanya sekarang berasa heran, bisa-bisanya penulis novel itu menjadikan kecerdasan buatan yang ditanam pada komputer menjadi perencana tindak kejahatan.
Ya. Komputer, yang ironisnya adalah ciptaan manusia, justru malah sanggup merencanakan pembunuhan terhadap tuannya sendiri. Si komputer super cerdas yang diberi nama Winston, mampu menyusun rencana pelik yang melibatkan berbagai pihak untuk melakukan instruksi yang diciptakannya.
Winston bisa mengaku sebagai petinggi negara yang menginstruksikan kepada mantan laksamana laut untuk melakukan eksekusi pada Edmond Kirsch, seorang geek yang andal dalam bidang game theory dan computer modeling, sekaligus pencipta Winston itu sendiri. Saat itu Kirsch hendak mengungkapkan temuan ilmiahnya tentang asal usul manusia. Setelah dia mengungkapkan hal itu, Winston akan dimusnahkan agar tidak dimiliki oleh pihak lain. Ternyata Winston bisa melakukan perlawanan dengan cara berpikir yang selama ini sudah diajarkan oleh tuannya.
Well, tulisan ini bukan tentang review novel ya, Nak. Ibu hanya teringat alur cerita di novel Origin karya Dan Brown ini seiring dengan adanya tendensi AI bisa digunakan sebagai senjata otonom (autonomous weapons). Pengembangan sistem senjata yang sepenuhnya otonom, memungkinkan senjata tersebut dapat memilih dan menyerang target tanpa intervensi manusia. Kemampuannya mempelajari tentang perilaku manusia, gaya bahasa, lokasi tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan banyak lagi memori yang ditanamkan pada 'otak'nya, bisa menjadi bumerang.
Khayalan dan kenyataan memang terpisah tipis melalui kecerdasan manusia yang mampu menciptakan berbagai hal, Nak. Jaman dulu mana ada terbayang orang bisa terbang. Ya, pesawat terbang kan dulu jaman baheula belum ada. Akhirnya, manusia bisa menciptakannya.
Mimpi terbang ke bulan pun bukan sekadar khayalan lagi. Sudah banyak astronot dan ilmuwan yang terbang ke bulan berkat kecerdasan manusia dalam menciptakan pesawat luar angkasa.
Smart house yang tidak terpikirkan sebelumnya, kini pun sudah menjelma nyata. Segala macam pengoperasian fungsi peralatan rumah tangga sudah bisa dilakukan secara otomatis.
Lalu apa yang tidak bisa dilakukan manusia coba? Bahkan menciptakan super computer macam si Winston di atas bukan mustahil kan?
Ketika peran manusia telah tergantikan secara otomatis oleh AI, timbul kekhawatiran yang serius tentang akuntabilitas dan risiko konflik yang tidak disengaja. Ya kan AI mana bisa diminta pertanggungjawaban.
Trus... harus bagaimana kita secara bersama-sama menghindari kesemrawutan dunia akibat penyalahgunaan AI secara semena-mena ini?
Perangkat Andalan Untuk Mendayagunakan AI dengan Penuh Tanggung Jawab
Ada banyak hal yang bisa kalian lakukan untuk memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dengan penuh tanggung jawab, Nak. Semua upaya itu bisa dijalankan apabila kalian memilih untuk menggunakan perangkat yang tepat.
Sebelum Ibu memberikan masukan tentang apa saja yang bisa kalian upayakan di masa depan menggunakan AI, yuk kita obrolin dulu perangkat canggih yang bakalan mendukung cita-cita mulia ini.
Seperti yang sering kalian baca di blog ini maupun blog Ibu satunya lagi, Ibu sering mengulas tentang laptop ASUS. Bahkan Ibu menulis artikel ini juga menggunakan laptop ASUS, yang versi murah meriah sih. Jangan salah tapi yaaa... dari yang murmer ini Ibu bisa merekomendasikan laptop AI tercanggih lhooo...
Sini, Ibu kasih tahu kalian tentang ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)
Rekomendasi laptop ASUS yang tepat digunakan untuk kerja cerdas dengan AI jatuh pada Zenbook S14 OLED (UX5406SA). Mengapa harus laptop ini?
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Kalian paham kah yang Ibu tulis di atas itu, Nak? Paham artinya TOPS? Kalau belum, oke deh Ibu jelasin dulu sini.
47 TOPS pada Intel® AI Boost NPU di ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) berarti Neural Processing Unit (NPU) laptop tersebut mampu melakukan 47 tera operasi per detik untuk tugas-tugas kecerdasan buatan (AI).
TOPS adalah singkatan dari Tera Operations Per Second, metrik yang digunakan untuk mengukur kinerja unit pemrosesan khusus AI, seperti NPU (Neural Processing Unit).
Kenapa TOPS Penting untuk AI?
Aplikasi-aplikasi berbasis AI, terutama yang modern, membutuhkan banyak perhitungan matematika yang kompleks. NPU dirancang khusus untuk menangani beban kerja AI ini dengan sangat efisien. TOPS mengukur seberapa cepat NPU dapat melakukan operasi-operasi ini.
Berbeda dengan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit) yang serbaguna, NPU dioptimalkan untuk tugas-tugas inferensi AI (misalnya mengenali objek dalam gambar, memproses suara, juga menerjemahkan bahasa secara real-time). Angka TOPS yang tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam menjalankan fungsi-fungsi AI tersebut secara cepat dan hemat daya.
Dengan NPU ber-TOPS tinggi, laptop bisa menjalankan fitur-fitur AI bawaan sistem operasi (seperti fitur Copilot di Windows terbaru) atau aplikasi pihak ketiga yang menggunakan AI dengan lebih lancar, responsif, dan hemat baterai. Misalnya, fitur peningkatan kualitas video atau audio dalam panggilan video, efek blur latar belakang, atau smart search yang lebih cepat.
Untuk standar industri saat ini, Microsoft, misalnya, menetapkan persyaratan minimum 40 TOPS untuk NPU pada "Copilot+ PC" mereka. Standar tersebut menunjukkan bahwa angka TOPS menjadi patokan penting untuk laptop yang dikategorikan sebagai "PC AI generasi selanjutnya."
Jika tertulis keterangan "hingga 47 TOPS", apakah itu artinya laptop tersebut bisa bekerja dengan cepat?
Yes. 47 TOPS adalah angka yang sangat baik untuk NPU di laptop konsumen saat ini. Bisa diartikan kalau ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) masuk kategori laptop "AI PC generasi selanjutnya" yang siap menjalankan berbagai aplikasi AI modern dan fitur-fitur AI di masa depan. Semakin tinggi angka TOPS, semakin besar potensi NPU untuk menangani beban kerja AI yang lebih kompleks dan lebih banyak secara bersamaan.
Jadi, ketika kalian melihat angka 47 TOPS tadi itu, Nak, bayangkan.. NPU-nya bekerja super cepat untuk mendukung semua fitur AI di laptopmu!
Tampil Stylish, Tipis dan Menunjang Kinerja AI
Nah, setelah paham dengan istilah TOPS tadi, sekarang Ibu mau lanjutin nih tentang detail si laptop AI masa depan ini. TOPS tadi berkaitan erat dengan prosesor yang digunakan di dalam laptop.
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS. Laptop ini hadir dengan performa AI tinggi berkat Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258 V yang mampu menangani tugas berbasis AI hingga 47 TOPS NPU. Jadi meskipun body-nya tampil langsing, laptop tipis ini sanggup memproses aplikasi cerdas dengan lebih cepat dan efisien, sehingga ideal bagi pengguna yang memerlukan dukungan AI PC untuk produktivitas sehari-hari.
![]() |
Tampilan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yang stylish dan tipis |
Ditambah dengan tombol Copilot yang terintegrasi pada keyboard, pengguna laptop dapat mengakses asisten Windows AI secara langsung untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan lebih praktis.
Selain itu, Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki desain system-on-chip (SoC) yang memungkinkan motherboard lebih kecil hingga 27%, mendukung efisiensi pendinginan serta stabilitas performa. Dengan RAM LPDDR5X hingga 32GB dan penyimpanan SSD PCIe 4.0, laptop ini mengoptimalkan potensi AI untuk menjalankan aplikasi modern secara mulus.
ASUS Zenbook S14 OLED memastikan bahwa setiap tugas, baik kreatif maupun produktif, dapat diselesaikan dengan mudah berkat dukungan teknologi AI yang andal. Mantap kan, Nak?
Desain Laptop yang Tampil Mewah dan Tangguh
Setelah Ibu bahas tentang kinerja AI-nya, sekarang gantian kita obrolin tongkrongan laptop AI tercanggih untuk masa depan kalian ini, Nak.
ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) memiliki body yang tipis dengan kesan premium. Dibuat dengan desain yang menonjolkan fungsi utama bagi penggunanya. Material eksklusifnya dari Ceraluminum™ dirancang untuk memberikan ketahanan sekaligus tampilan elegan.
Material ini dikembangkan selama empat tahun dengan penyempurnaan warna, tekstur, dan kekuatan, sehingga menghasilkan laptop tipis dengan ketebalan hanya 1,1 cm. Nggak heran kan Nak, setipis itu body laptopnya tapi tetap kuat perkasa.
Kalian juga perlu tahu nih tentang teknologi khusus yang digunakan untuk membuat body laptop ini, Nak. Teknologi CNC milling digunakan untuk memproduksi setiap bagian pada bodi ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) memungkinkan pembentukan desain grille geometris yang unik di atas keyboard dan touchpad yang lebih luas. Dengan begitu, pengguna laptop ini bakalan merasa nyaman banget ketika mengoperasikannya.
Biasanya teknologi canggih tuh mengesampingkan efek lingkungan. Namun kali ini ASUS sangat memperhatikan hal tersebut, Nak. ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) tampil dengan desain sesuai prinsip berkelanjutan. ASUS menghadirkan sleeve yang terbuat dari poliester daur ulang bersertifikasi GRS, menekankan komitmen ASUS terhadap inovasi ramah lingkungan.
Zenbook S 14 OLED (UX5406) hadir dalam dua pilihan warna alami, Zumaia Gray dan Scandinavian White, yang semakin memperkuat kesan elegan dan ramah lingkungan.
Audio Visual Terbaik
Prosesor dan body laptop udah kita bahas, apa lagi yang menarik dari laptop ini?
Oh iya, ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) ini hadir dengan teknologi layar dan audio yang canggih, loh. Jadi kita bisa nonton apa saja dengan kualitas audio dan visual kelas premium dengan menggunakan laptop ini.
Layar sentuh (touchscreen) berteknologi ASUS Lumina OLED 3K 120Hz pada Zenbook S 14 OLED (UX5406) menawarkan resolusi tinggi 2880x1800 pixel yang memastikan detail gambar tajam dan jernih. Hadir dengan color gamut 100% DCI-P3, layar ini mampu mereproduksi warna dengan akurat, didukung sertifikasi Pantone® Validated dan DisplayHDR™ True Black 500 untuk kontras dan kedalaman warna hitam yang optimal.
Audio juga merupakan salah satu aspek keunggulan Zenbook S 14 OLED (UX5406). Ditenagai empat speaker yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®, laptop tipis ini menghadirkan suara yang kereeenn...
Meski memiliki bodi yang ramping, ASUS berhasil mengoptimalkan sistem audio agar mampu menghasilkan suara dengan kualitas premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif dan cocok untuk menikmati musik atau film favorit.
Berkat kombinasi layar dan sistem audio premiumnya, Zenbook S 14 OLED (UX5406) menjadi pilihan ideal bagi pengguna yang mengutamakan kualitas visual dan audio dalam satu perangkat. Teknologi audio visual premium tersebut telah menjadikan Zenbook S 14 OLED sebagai pendamping sempurna untuk mereka yang menginginkan laptop premium yang tidak hanya fungsional tetapi juga mendukung pengalaman hiburan berkualitas tinggi.
Sistem Pendingin Laptop yang Tidak Berisik
ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) dirancang dengan sistem pendinginan inovatif yang memastikan performa tetap optimal dan suhu terjaga meski dalam bodi tipis dan premium. Laptop ini dilengkapi dengan vapor chamber ultra-tipis serta dua kipas IceBlade yang memungkinkan pendinginan efisien tanpa bising.
ASUS bahkan menerapkan teknologi ventilasi grille geometris yang unik di atas keyboard untuk meningkatkan aliran udara sehingga sistem pendinginannya dapat bekerja di bawah 25dB. Sistem pendinginan canggih ini membuat Zenbook S 14 OLED tetap nyaman digunakan bahkan dalam beban kerja intensif, menjadikannya pilihan tepat bagi pengguna yang membutuhkan kinerja tinggi tanpa mengorbankan kenyamanan.
Laptop yang Aman untuk Digunakan
ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406) juga unggul dalam hal keamanan, dengan hadirnya teknologi yang dirancang untuk menjaga privasi dan perlindungan data penggunanya. Laptop ini mengintegrasikan sistem keamanan Microsoft Pluton yang mampu melindungi data dari ancaman siber dengan menggabungkan lapisan keamanan perangkat keras dan perangkat lunak.
Selain itu, fitur Windows Hello dengan kamera IR AiSense memungkinkan login wajah yang aman dan cepat. ASUS juga menghadirkan Adaptive Lock, yang otomatis mengunci layar saat pengguna beranjak, serta Adaptive Dimming yang meredupkan layar ketika tidak dilihat. Fitur-fitur keamanan ini menjadikan Zenbook S 14 OLED sebagai pilihan ideal bagi mereka yang mengutamakan keamanan data di setiap aktivitas.
Bekerja Menggunakan AI di Masa Depan
Setelah Ibu ceritakan panjang dan lebar tentang ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), apa yang bisa kalian lakukan dengan laptop canggih ini, Nak?
Tolong dicatat ya, NPU (Neural Processing Unit) berkecepatan hingga 47 TOPS pada laptop ini sangat siap untuk berbagai beban kerja AI yang dijalankan secara on-device (langsung di laptop tanpa perlu internet atau cloud). Penting tuh agar pemrosesan AI on-device lebih cepat, lebih aman (data tidak keluar laptop),dan lebih hemat daya.
Sudah ada bayangan akan melakukan apa saja menggunakan laptop AI tercanggih ini? Belum??
OK deh, sini Ibu kasih beberapa ide yang bisa kalian jadikan bahan pertimbangan yaaa...
1. Meningkatkan Produktivitas Kerja dan Kolaborasi
Laptop dengan NPU 47 TOPS dirancang untuk meningkatkan pengalaman kalian ketika rapat online dan pekerjaan sehari-hari.
Contohnya seperti ini:
Kalian bisa memperoleh peningkatan efek kamera (Studio Effects), misal saat meeting di Zoom, Microsoft Teams, atau Google Meet, NPU bisa langsung memproses video feed untuk:
- Bluring latar belakang (background blur) tingkat lanjut dengan membuat latar belakang terlihat kabur secara lebih alami dan akurat, bahkan jika kalian bergerak.
- Koreksi tatapan Mata (eye gaze correction), bisa membuat seolah-olah kalian selalu menatap kamera, meskipun sebenarnya sedang tidak melihat ke layar, sehingga interaksi terasa lebih personal.
- Pembingkaian otomatis (automatic framing): kamera secara otomatis memperbesar atau memperkecil untuk menjaga kalian tetap di tengah frame, bahkan ketika kalian sedang bergerak.
- Peredam bising (noise suppression) tingkat lanjut yang mengatur filter suara bising dari mikrofon secara real-time, seperti suara ketikan keyboard, suara kipas, atau suara anak-anak bermain, sehingga suara kalian terdengar lebih jernih di meeting. Bisa juga untuk meredam suara dari lawan bicara kamu.
2. Menjadi Content Creator dan Media Editor
Sebagai content creator dan editor, kalian bisa memanfaatkan kelebihan yang dimiliki NPU level dewa dari ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini.Saat melakukan editing video cepat (AI-accelerated video editing), kalian bisa dengan mudah melakukan:
- Smart cropping/reframing
Secara otomatis memotong atau mengubah frame video untuk fokus pada subjek utama atau format tertentu (misalnya dari horizontal ke vertikal untuk TikTok). - AI stylization/effects
Menerapkan efek visual atau filter artistik ke video secara real-time atau dengan waktu render yang jauh lebih singkat. - Object removal
Menghilangkan objek yang tidak diinginkan dari video atau gambar dengan cepat dan mulus.
Atau ketika kalian harus membuat gambar dan desain, kalian akan dimudahkan saat:
- Membuat gambar dari teks (text-to-image) menggunakan model AI seperti Stable Diffusion langsung di laptop, tanpa perlu cloud service yang berbayar.
- Meningkatkan resolusi gambar (upscaling) tanpa mengurangi kualitas, atau bahkan memperbaikinya dengan bantuan AI.
- Menyempurnakan foto dengan otomatis menghilangkan noda atau menghaluskan kulit.
3. Pengembangan dan Eksperimen AI
Bagi developer atau peneliti AI, NPU 45+ TOPS ini bisa membuka peluang baru loh, seperti:- Pengujian Model AI
Developer dapat menguji dan melakukan inferensi dengan model AI yang tidak terlalu besar langsung di perangkat saja. - Prototyping Aplikasi AI
Membuat prototipe aplikasi yang memanfaatkan kemampuan AI secara on-device, seperti aplikasi pengenalan suara atau objek yang berjalan lokal. - Komputasi AI Hemat Daya
Menjalankan workload AI tertentu yang membutuhkan daya rendah, ideal saat laptop tidak terhubung ke daya.
4. Mengembangkan Fitur Sistem Operasi Berbasis AI (Contoh: Copilot+ PC)
Laptop dengan NPU tinggi dapat menjadi andalan untuk mengembangkan fitur AI tingkat lanjut di sistem operasi.
Saat Ibu ngulik kemungkinan apa saja yang bisa dilakukan untuk sistem operasi berbasis AI ini, ada hal-hal menarik yang bisa kalian perhatikan nih.
- Windows Recall (jika fitur ini diaktifkan di masa depan)
Fitur ini memungkinkan kalian mencari semua yang pernah kalian lakukan atau lihat di laptop. NPU akan memproses semua aktivitas secara lokal untuk menyusun indeks yang bisa dicari tanpa mengirim data ke cloud. - Live captions & terjemahan real-time
Menerjemahkan audio dari video atau meeting ke dalam teks atau bahasa lain secara real-time dan on-device.
Singkatnya, 45+ TOPS pada NPU di laptop ini memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan pengalaman yang jauh lebih mulus dan responsif dalam menjalankan fitur-fitur AI modern, baik yang sudah ada di sistem operasi maupun aplikasi pihak ketiga, tanpa harus mengandalkan koneksi internet atau layanan cloud yang mahal.
Upaya untuk Mencegah Penyalahgunaan AI
Balik lagi pada kekhawatiran Ibu tadi ya, Nak. Selain kecanggihan teknologi yang bisa kalian nikmati, ada juga risiko-risiko yang mungkin timbul.
Agar tidak disalahgunakan, banyak pihak harus mulai bergerak untuk melakukan:
- Regulasi dan mengatur etika AI
Pemerintah dan organisasi internasional bekerja untuk membuat regulasi dan pedoman etika yang kuat untuk pengembangan dan penggunaan AI yang bertanggung jawab. - Keamanan Siber AI
Para pakar keamanan siber terus mengembangkan metode untuk mendeteksi dan melawan penyalahgunaan AI. - Pendidikan publik
Meningkatkan literasi digital masyarakat agar lebih kritis terhadap konten yang dihasilkan AI. - Pengembangan AI yang bertanggung jawab
Komunitas riset dan industri AI didorong untuk mengedepankan prinsip-prinsip pengembangan AI yang etis dan aman (Responsible AI).
Potensi penyalahgunaan AI oleh manusia adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian global. Bagaikan senjata yang ampuh, AI bisa digunakan untuk membangun ataupun merusak, tergantung niat penggunanya.
Khusus bagi orangtua, yang harus dilakukan adalah melatih anak-anak agar tidak ketergantungan pada AI. Arahkan mereka agar memanfaatkannya untuk masa depan. Orang tua punya peran besar loh dalam membentuk pola pikir dan keterampilan anak-anak.
Orangtua bisa mengarahkan anak untuk:
1. Mengembangkan Keterampilan Dasar Anak
AI adalah alat, bukan pengganti keterampilan fundamental. Pastikan anak-anak menguasai dasar-dasar 'ilmu kehidupan' yang penting.
- Menguatkan literasi
Dorong anak untuk banyak membaca buku (fisik maupun digital) dan menulis. Aktivitas ini melatih pemahaman kompleks, ekspresi diri, dan berpikir kritis pada anak. Hal ini tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh AI. - Ajak untuk berpikir kritis dan logis
Ajari anak untuk bertanya "mengapa?", mencari tahu sumber informasi, dan tidak langsung percaya pada semua yang mereka baca atau dengar (termasuk dari AI).
Berikan mereka teka-teki, brain teaser, atau ajak berdiskusi tentang masalah sehari-hari untuk melatih logika. - Diajak menemukan solusi
Daripada langsung mencari jawaban di internet atau AI, ajak anak untuk mencoba memecahkan masalah sendiri terlebih dahulu. Misalnya, "Bagaimana cara merakit mainan ini?" atau "Bagaimana kita bisa membuat jadwal cuci piring yang adil?". Meskipun tampak sepele, cara seperti ini bisa melatih kemandirian dan kreativitas anak. - Pupuk kreativitas
Ajak anak melakukan aktivitas yang mendorong kreativitas seperti menggambar, melukis, menulis cerita, bermain musik, atau membuat kerajinan tangan. Tekankan pentingnya ide orisinal mereka, bukan hasil instan dari AI.
2. Memahami Etika dan Tanggung Jawab Digital
Penting bagi anak untuk memahami batasan dan dampak penggunaan AI sebagai berikut:
- AI bisa menjadi sumber informasi maupun plagiarisme
Jelaskan bahwa AI adalah alat bantu, dan hasil keluarannya mungkin perlu diverifikasi. Ajari mereka tentang pentingnya menyebutkan sumber dan bahaya plagiarisme jika menggunakan hasil karya AI dalam tugas sekolah atau proyek pribadi. - AI bisa mengancam privasi data
Diskusikan mengapa penting untuk berhati-hati saat membagikan informasi pribadi ke platform AI atau internet. - Screen Time jadi meningkat
Tentukan batas waktu penggunaan perangkat digital, termasuk aplikasi AI. Pastikan anak memiliki waktu untuk aktivitas fisik, interaksi sosial langsung, dan hobi non-digital. - Ketergantungan/kecanduan
Jelaskan bahwa terlalu bergantung pada AI bisa membuat otak malas berpikir atau mencari solusi sendiri.
3. Libatkan Anak dalam Eksplorasi AI Secara Positif
Anak jaman now tidak bisa langsung dilarang-larang menggunakan AI. Sebaliknya, orangtua bisa mengajak anak untuk memahami dan menggunakan AI secara cerdas.
Yuk, ayah dan bunda, kita bisa mengajak anak-anak untuk memahami cara kerja dasar AI. Gunakan analogi sederhana untuk menjelaskan bagaimana AI "belajar" dari data. Misalnya, "AI itu seperti mesin yang belajar dari contoh-contoh yang kita berikan."
Gunakan AI sebagai asisten, bukan sebagai kunci jawaban untuk segala hal. Contohkan bagaimana AI bisa membantu:
- Belajar banyak hal baru, misal : "AI bisa bantu kita mencari tahu tentang planet Mars, tapi kamu tetap perlu membaca dan mengerti informasinya sendiri."
- Mencari ide: "Kalau kamu kesulitan menulis cerita, coba minta AI memberikan beberapa ide awal. Tapi ceritanya tetap kamu yang kembangkan ya!"
- Meningkatkan keterampilan
Jika anak suka menggambar, AI bisa jadi inspirasi. Jika suka coding, AI bisa bantu debug sederhana. - Memecahkan masalah kompleks: "AI bisa bantu menghitung data ini lebih cepat, tapi kamu yang harus tentukan data apa yang mau dihitung dan bagaimana hasilnya akan digunakan."
- Eksplorasi AI yang menarik
Ayah dan bunda bisa mengenalkan anak pada aplikasi AI yang mendidik dan interaktif, seperti aplikasi pembelajaran bahasa dengan AI, robotika sederhana, atau game yang menggunakan AI. - Diskusi kasus nyata
Misal ketika ada berita tentang AI (misalnya, mobil tanpa sopir atau chatbot baru), ajak anak berdiskusi: "Menurutmu, apa kelebihan dan kekurangannya? Apakah ini hal yang baik atau buruk, dan mengapa?".
4. Menjadi Teladan bagi Anak
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, orangtua juga harus disiplin dengan cara:
- Atur penggunaan gawai kita sendiri, pak/bu. Tunjukkan bahwa kita juga memiliki batasan dalam penggunaan perangkat dan tidak selalu bergantung pada teknologi untuk setiap hal.
- Tunjukkan proses berpikir kita saat menghadapi masalah. Ceritakan pada anak, bagaimana kita memecahkannya, baik dengan bantuan teknologi maupun tidak.
- Jangan lelah belajar. Tunjukkan minat kita untuk belajar banyak hal baru, termasuk tentang teknologi, sehingga anak termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
Dengan pendekatan yang seimbang antara membatasi ketergantungan dan mendorong pemanfaatan yang cerdas, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang adaptif, kritis, dan siap menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.
Referensi bacaan:
- https://www.intel.com/content/www/us/en/newsroom/facts/what-is-npu.html
- https://www.pcmag.com/news/intel-core-ultra-processors-what-you-need-to-know
- https://www.windowscentral.com/software-apps/windows-11/what-is-a-copilot-pc-everything-you-need-to-know
No comments:
Post a Comment