Friday, May 1, 2020

Bantu Anak untuk Hadapi Perundungan


Tau nggak Nak dulu Ibu pernah baper loh ketika kalian dikomentari orang dengan kata-kata yang merendahkan?


Meski selalu berusaha nyantai dan tidak terpengaruh kata-kata orang lain, pada suatu waktu dulu Ibu pernah loh sakit hati ketika ada teman Ibu yang melihat wajah si Kakak tanpa kedip dan kemudian tanpa berusaha untuk melembutkan kata-kata dia bertanya : "Anakmu sumbing ya?"

Bukan maksud Ibu untuk memandang rendah orang yang mengalami sumbing. Di sini Ibu fokus pada cara seseorang dalam melontarkan kata-kata yang sekiranya menyakitkan hati orang lain yang menerima perkataan tersebut. 

Alih-alih bertanya seperti tadi, kiranya lebih baik si ibu penanya tadi bisa kan ya bertanya seperti ini : "Kenapa di bibir anakmu ada kayak kerutan gitu, Bun?" Sama-sama kepo yes, tapi diksinya agak lebih baik.

Waktu kecil dulu Kakak pernah jatuh terantuk kursi besi sehingga kulit di antara bibir dan hidungnya luka lumayan parah. Bekas lukanya masih ada hingga kini saking dalamnya goresan luka yang dialami. 

Andai saja bekas lukanya tak ada di situ, tentu tak akan menjadi perhatian orang lain ya. Tapi namanya juga musibah kan, siapa yang mau juga wajah jadi tergores gitu. Yang bersangkutan tentunya sudah sedih harus mengalami hal tersebut. Apa jadinya coba kalau orang melakukan verbal bullying padanya?

Bullying lebih kita kenal sebagai perundungan dalam Bahasa Indonesia, memiliki makna sebagai penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Dalam prakteknya, intimidasi ini bisa dilakukan secara fisik, bisa juga melalui kata-kata. Lebih cenderung berupa ejekan, gitu lah istilah gampangnya.

Rata-rata orang masih menganggap kalau perundungan itu dilakukan secara fisik saja. Misal anak yang lebih besar sering menjitak, menjegal atau mendorong tubuh anak yang lebih kecil. Padahal jika moms & dads sadari, perundungan melalui kata-kata (verbal bullying) sama-sama memiliki efek yang membuat si korban jadi merasa rendah diri.

Perundungan dengan kata-kata lebih sering dilakukan oleh perempuan, walaupun ada juga laki-laki yang melakukan hal ini ke korbannya. Sama kan ya dengan si ibu tadi yang mengucapkan kata-kata menyakitkan kepada Ibu Bocah Renyah. Yang semula enggak kepikiran, trus sampai sekarang jadi masih terngiang-ngiang, sebegitu mengganggukah luka di bawah hidung Kakak tadi. Sungguh mengesalkan setiap kali Ibu teringat hal ini. πŸ˜₯😭

Lalu si Kakak sendiri bagaimana, pernah nggak mendapatkan perundungan kata-kata secara langsung?



Ibu tidak begitu ingat sih ketika kecil dulu Kakak pernah di-bully temannya atau tidak. Soalnya Kakak termasuk anak yang strong, enggak mempan ejekan. Yang ada malah teman-temannya deh yang takut saat berhadapan dengan dia. Rada sangar kayak emaknya soalnya hehehee...

Namun bukan berarti bagi anak-anak yang lain kalau memang di-bully gitu harus diam saja ya. Ada peran orangtua di sini dalam menguatkan anak-anak untuk menghadapi masa-masa tidak menyenangkan mengalami perundungan, baik di sekitar tempat tinggal ataupun sekolah.

Perundungan secara verbal memang sulit untuk dibuktikan, sebab tak ada luka di badan yang bisa diusut secara medis. Oleh karena itu orangtua harus benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anaknya serta perubahan perilaku yang tampak dalam keseharian.

Beberapa hal yang akan terlihat pada anak yang mengalami perundungan adalah ogah-ogahan pergi ke sekolah, merasa bahwa tak ada orang yang menyukainya, depresi berkepanjangan, nilai-nilai pelajaran di sekolah menurun, atau perubahan drastis dalam pola makan dan tidur.

Memang sulit untuk menghilangkan sama sekali perundungan verbal pada lingkaran pergaulan anak-anak kita, tetapi Moms & Dads bisa mencoba melakukan beberapa langkah berikut ini untuk membantu anak menghadapi perundungan:


1. Abaikan pelaku perundungan
Hal ini tentunya sulit pada awalnya, tetapi yakinkan pada putra-putri kita jika dia tidak memberikan reaksi saat di-bully, ada kemungkinan si pelaku akan beralih ke orang lain yang lebih menarik dan responsif. Intinya memang pelaku bullying tuh mendapatkan kepuasan dari reaksi si korban yang justru membuat pelaku makin merasa superior. Dia bakalan merasa lemah ketika si korban malah bersikap 'emang gue pikirin'.

2. Minta bantuan guru di sekolah
Orangtua memang tak bisa selama 24 jam mengawasi anak-anaknya, terutama ketika di sekolah. Bila perundungan terjadi di sekolah, maka sudah selayaknya minta bantuan guru untuk menghadapi masalah ini. Walau bisa saja tak mudah ya menangkap pelaku perundungan dan membuktikannya. Si pelaku bisa jadi akan berkelit. Tapi paling tidak orangtua sudah melakukan ikhtiar untuk mengatasi masalah ini. Sudah lumayan lega lah ya ada yang 'disambati' di sekolah. 

3. Tetap kalem dan tidak terpancing
Bantu anak-anak kita untuk tidak terpancing dalam menghadapi perundungan ini. Jangan sampai anak malah agresif dan balas melakukan kekerasan fisik pada pelaku perundungan verbal tadi. Yang ada malah anak kita nantinya yang dipermasalahkan oleh orangtua si pelaku. 

4. Kenali teman-teman anak kita
Kadang sebagai orangtua kita sudah memiliki kesibukan sendiri dan kurang tahu siapa saja teman-teman anak kita. Cobalah untuk mengenali teman putra-putri kita. Jika si anak punya teman baik, semangati dia untuk fokus saja pada temannya tersebut. Pengaruh positif dari teman dekat bisa menguatkan anak kita. Selain itu, seorang korban perundungan yang dikelilingi oleh teman-temannya dapat mencegah berulangnya si pelaku untuk mengganggu anak kita lagi. 

5. Arahkan anak untuk fokus pada minat dan hobinya
Apabila anak mengalami perundungan, baik di sekolah ataupun lingkungan tempat tinggal, selain menghibur dan melindunginya, coba alihkan segala energi negatifnya ke aktivitas yang dia sukai saat di rumah. Misal si anak suka bermain musik, menggambar, nge-game, memasak, membaca ataupun olah raga. Melakukan hal-hal yang menyenangkan efektif loh untuk membantu anak kita mengalihkan pikirannya dari perundungan verbal yang dialaminya. 


Pheww... memang tidak mudah ya Moms & Dads untuk mengatasi perundungan verbal pada anak-anak kita. Rasanya menghentikan perundungan verbal juga tidak mudah. Satu anak kita hentikan kebiasaan mengucapkan kata-kata buruk kepada anak kita, ntar juga bakalan ada lagi anak-anak lain yang punya perilaku serupa. 

Kita tak bisa menjadi polisi perilaku yang bisa dengan mudah mengatur kelakuan anak orang lain. Namun, sebagai orangtua kita memberikan contoh yang baik untuk anak-anak dengan berbicara ramah kepada orang lain, serta tidak bersikap kasar pada diri sendiri. 

Ini cukup penting loh karena banyak pelaku perundungan verbal pertama kali belajar mendominasi orang lain justru dari orangtuanya. Dari cara orangtua berbicara pada anak maupun saat berinteraksi dengan orang lain. 

Moms & Dads sudahkah mulai memberikan contoh yang baik ketika berbicara?





-----
sumber bacaan :
  • bullyingstatistics.org/content/verbal-bullying.html

48 comments:

  1. Sebagai korban perundungan aku merasa related dgn tulisan ini mbak. Btw,kok aku ga ngerasa ada yg beda dimulutnya ananda ya?apa mungkin makin gede makin tersamar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih ada kalau dipelototin kayak si ibu yang komen itu tadi di artikelku hehehe...

      Delete
  2. Iya sebenarnya pelaku verbal bullying biasanya mencontoh orangtuanya ya mbak, mungkin orangtua perlu juga diedukasi tentang bahaya verbal bullying bagi anak-anak.

    Setuju untuk memfokuskan anak pada hobi, jangan menghiraukan verbal bullying. Nah, peran orangtua sangat penting dalam hal ini :)

    ReplyDelete
  3. Dulu pernah curhat kalau arkaan pernah dicuekin sama salah 1 temannya. Dianya cuek, Emaknya baper gregetan hehehe

    ReplyDelete
  4. Kok sama, Dio juga punya bekas jahitan di atas bibir.
    Iya mbak, orang tua punya peran penting untuk menjadikan anak berkarakter baik.

    ReplyDelete
  5. Duh iya paling sedih kalau anak dirundung, aku sering nanya dan ngobrol sama anak-anak gimana di sekolah dan nyuruh mereka cerita apapun, kalau ada yang bully ngga boleh diam saja

    ReplyDelete
  6. Setuju Mbak dengan beberapa tips yang Mbak sampaikan, aku dulu juga pernah jadi korban bullying di sekolah untung nggak sampai trauma..agak ndablek akunya hehehe

    ReplyDelete
  7. Bisa untuk terus bersikap baik sama pembully terutama yang membully verbal dan fisik ke anak bagi saya entahlah kenapa rada berat. Jadi suka ambil sikap menjauh ajalah dari yg suka bully

    ReplyDelete
  8. Pernah jleb waktu datang ke sekolah saat campaign anti bullying, ada anak yang bertanya ke kami selaku fasilitator, "Bu, kalau yang ngata-ngatain (verbal bullying) itu guru atau orangtua harus gimana dong?"

    Duh, sedih banget..

    karena ternyata banyak guru dan orangtua yang menganggapnya mungkin sepele atau becandaan ternyata buat anak itu perkara besar dan menyakitkan hati ketika diucapkan berulangkali. Misal kaya dikatain bodoh, keriting, pemalas, dsb.

    Semoga kita dijauhkan dari perilaku bully yang disengaja ataupun tidak ya. Aamiin.

    ReplyDelete
  9. Do sekolah saya banyak menemukan kasus verbal bullying dan bagi anak-anak itu adalah hal biasa. Sedihnya adalah orang tua masih ada yang bersikap acuh. Harusnya sesuai yang dikatakan bulik bulik tadi bahwa peran orang tua juga penting.

    Dan nggak sedikit anak jadi minder karena menjadi korban verbal bullying.

    ReplyDelete
  10. Sedih banget ya kalau anak kena bullying, yang kata-kata tidak mengenakan aja bisa bikin sakit hati apalagi sampai ke fisik. Peran orang tua memang sangat besar tapi juga kerjasama dengan berbagai pihak

    ReplyDelete
  11. kakak strong like mom like daughter, kita hempaskan orang2 yang suka ngebuli ya kak. dan setuju banget kalau anak harus difikuskan untuk hal yang positif

    ReplyDelete
  12. Wah, ini yg selama ini aku cari. Meski belum punya anak, aku selalu mencari jawaban bagaimana kalo anakku dibully? Apa yg harus kulakukan? Terima kasih artikelnya mba

    ReplyDelete
  13. Iya perundungan masih jadi peer besar di negara kita dan seluruh dunia bahkan. Anak saya juga pernah jadi korbannya dan bener banget Mbak, kita bisa minta bantuan guru di sekolah dan menguatkan anak kita.kalau perlu beri bekal ilmu bela diri untuk mempertahankan dirinya.

    ReplyDelete
  14. bully itu bahaya yaa apalagi kalo terjadi ke anak kecil, ingatanya akan panjang sampai besar nanti, semoga kita semua dijauhkan dari sifat membully

    ReplyDelete
  15. Nah anak harus setrong memang mba, kecuali anaknya kurang pede. Ya harus banyakin kasih motivasi. Support hobinya kayak anakku dulu yang pernah jadi korban bullying

    ReplyDelete
  16. Iyah. Kita nggak bisa total memproteksi anak kita saat dia berada di luar. Yamg bisa kita lakukan ya kasih contoh yang baik dan jadi sahabat yang baik untuk anak

    ReplyDelete
  17. membentuk anak menjadi seorang yang strong ini tugasnya sepanjang masa ya mom, semoga anak kita semua juga termasuk anak yang strong terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya apapun itu ya mom.amiin

    ReplyDelete
  18. Aku malah kepikiran sama mata anakki, Mbak. Kalau dilihat skkilas sih nggak kelihatan kalau besar sebelah. Tapi, pas bangun tidur, tuh kelihatan banget.

    Baca tulisan teman-teman, terutama menghadapi anaknya yang kena bullying secara verbal maupun fisik, aku bisa banyak belajar, termasuk tulisan Mbak Uniek ini.

    ReplyDelete
  19. Anakku pernah mogok sekolah karena perundungan ini.
    Setelah diskusi panjang berdua dengan menekankan 5 poin di atas, sebelum saya sebagai orangtua 'melibatkan' diri dengan pihak sekolah, anak sy akhirnya memilih mengabaikan. Sekarang malah 'cuek' aja dia mau dibilangin apa sama temannya.
    Perundungan ini akan menjadi masalah besar pada anak jika kita sebagai orangtua tidak mengetahuinya, hingga 'luka' perasaan pada anak akan tertanam dalam alam bawah sadarnya.

    ReplyDelete
  20. justru verbal bullying rasanya lebih menyakitkan ya mba ketimbang fisik. semoga anakku nanti kalo sudah sekolah terhindar dari hal2 kayak gini.. atau semoga mental anakku dikuatkan sekuat baja, supaya cuek dan bodo amat sama ejek2an.. karena bahaya juga kalo sampai luka perasaannya, apalagi kalo sampai berpengaruh sama kegiatan belajar di sekolah.. huhu

    ReplyDelete
  21. Anak adalah peniru ulung. Orang terdekat, biasanya orang tua yg selalu mereka contoh lebih dulu. Karena itu sebaiknya orang tua harus memberi teladan. Termasuk dalam etika berbicara ya...
    Perundungan bisa terjadi dari gaya bahasa bicara angka yg tidak pantas

    ReplyDelete
  22. anakku pernah mbak, dikatain gendut sama temennya :( sedih padahal anakku boro2 gendut, tiap makan pasti BAB hahahaa

    ReplyDelete
  23. masalah bully ini masih banyak banget ditemui di Indonesia yaa, semoga kita semua dan anak anak kita dilindungi dari bully membully ini

    ReplyDelete
  24. Verbal bullying memang meninggalkan luka psikis yg seringkali juga bisa menyebabkan trauma ya.. Terima kasih tips nya, insya Allah jadi penguat buat anak2 kita ya..

    ReplyDelete
  25. Menurutku memang penting untuk kenal teman teman anak dan juga kerjasama dengan guru harus terjalin baik juga

    ReplyDelete
  26. Nah iya mbak, kadang orang nggak pinter milih kata dulu sebelum melontarkannya..mending dipikir-pikir dulu kira-kira kata2nya pantas atau enggak

    ReplyDelete
  27. Makasih remindernya dan tipsnya mbak. Anakku pernah dapat perundungan waktu TK dulu (luar biasa banget kan TK aja udah ada perundungan). Aku awalnya nggak ngeh sampai si kakak mogok sekolah, katanya males ketemu sama si A. Duuh, sedih rasanya. Tapi ya itu, mau lapor pun nggak ada buktinya kan. Alhamdulillah sekolah si kakak yang sekarang lebih kondusif dan insyaAllah bebas perundungan.

    ReplyDelete
  28. Hahaha aku mikir, kenapa ya dulu engga pernah ngelapor selama di Bully, dari kecil cerita ke ortu mereka engga merespon jg. Baru tau kalau sebaiknya dilaporkan belakangan :") hehe

    ReplyDelete
  29. Ih bener banget, orangtua tuh cerminan anak, makanya ku berusaha untuk nggak neko-neko terutama kalau berbicara. Taruli tuh sempat jadi korban bully, Alhamdulillah anaknya strong sekarang.

    ReplyDelete
  30. Pertanyaan terakhir cukup menohok, mbak. Ini PR banget buat semua orang dewasa. Memberikan contoh terbaik demi orang-orang terdekat, dengan tidak melakukan bullying pada mereka. InsyaAllah

    ReplyDelete
  31. Makasih ilmunya kak. Anakku bentar lg juga masuk usia sekolah. Aku jg harus antisipasi kalau2 ada kasus kyk gini kan. Amit2 sih

    ReplyDelete
  32. so very true mba..seringkali bullying bermula dari kebiasaan remeh dan tidak sadar karena ignorance atau ketidakpekaan seserorang..namun seringkali juga berubah menjadi tabiat dan kebiasaan buruk untuk mengolok-olok tanpa perhatian efeknya terhadap orang lain. Kalau ada yang seperti ini, aku biasanya akan sampaikan bahwa I;m not happy to hear that and it's not nice!

    ReplyDelete
  33. noted nih mba, makasih ya sharingnya. Kebetulan bullying adalah salah satu kekhawatiran saya dalam membesarkan anak :D semoga sih saya bisa membimbing anak saya kalau ada bullying ke dia

    ReplyDelete
  34. Terkadang kalo inget masa-masa sekolah aku juga alamin namanya perundungan ini mba Uniek, yg mana aku disebut ga oke, gendut seperti Atun dan pernah mamahku yg type berani itu, sampe datang k sekolah

    ReplyDelete
  35. Jadi inget ama adikku, luka di lengannya dulu juga meninggalkan bekas. Beberapa orang juga pernah memandang lama pada lengannya tapi gak berani nanya. Adikku galak soalnya :D

    ReplyDelete
  36. kalau mbak uniek gak cerita di sini aku gak tau kalau Vivi ada luka di bibirnya loh. Beruntunglah punya ibu yang support kaya gini jadi bikin anaknya tangguh. Jaman dulu mana ngerti aku dengan perundungan, taunya ya diejek atau dikata-katain gitu. Aku juga pernah kok ngalamin mbak. Sekarang? kadamg-kadang orang yang gak tau etika juga masih tuh secara gak langsung kaya si ibuk itu yang lihatin vivi :)

    ReplyDelete
  37. Mengarahkan anak untuk fokus ke hobi dan minat bisa jadi pilihan untuk dia lebih ada kegiatan positif lainnya dan malah nggak diam saja ya mba

    ReplyDelete
  38. saya selalu sedih setiap kali membaca tentang perundungan, banyak dilakukan oleh anak-anak muda yang masih usia sekolah bahkan masih sekolah dasar, di sini saya melihat pendidikan dari keluarga sangatlah penting untuk membentuk karakter anak yang bisa menghormati orang lain, karena kalau basicnya sudah kuat saat dia dilepas kemanapun akan selalu waspada terhadap dirinya termasuk tidak melakukan perundungan ke orang lain

    ReplyDelete
  39. Penting banget ini ya tips agar anak gak kena perundungan, sedih kalo denger korban bullying gitu aku mba Uniek. Apalagi aku belum ada anak, harus mempotek anakku agar percaya diri dan berani melaawan.

    ReplyDelete
  40. Aku pernah jadi korban bully mba waktu SD sampai sekarang masih inget banget dan anakku yang pertamana korban bully juga itu aku taunya dari anakku yang kedua. Nyess banget waktu denger makanya aku coba kuatin anak2ku.

    ReplyDelete
  41. Perundungan di sekolah hampir semua sekolah mengalami dan terjadi. Ini merupakan masa pembelajaran serta penyesuaian perilaku anak-anak yang jika dibiarkan akan semakin menjadi. Maka perlu banget kontrol sekolah dan orang tua. Karena kalau dibiarkan maka si korban akan semakin trauma sementara si pelaku akan merasa si atas angin.

    ReplyDelete
  42. Siapa pun pasti tidak ingin anaknya mengalami perundungan. Karena itu sudah mengarah pada kekerasan secara verbal.

    Hanya sayangnya, kadang orang tua terlalu fokus kepada orang lain. Dan kadang lupa jika mereka juga harus berhati-hati berbicara pada anak mereka sendiri. Miris memang, terkadang justru orang tua sendiri yang melakukan kekerasan verbal pada anak, misalnya memberi label negatif pada anak.

    ReplyDelete
  43. Memang ngga gampang yaa mba tapi kita harus bisa membantu semua anak - anak menghadapi bullying or perundungan di mana pun itu

    ReplyDelete
  44. Kalau di sekolah anak-anak, kaka pernah di bully sama temannya karena mudah menangis. Dan alhamdulillah, ada bantuan dari Ustadzah dan teman-teman yang lain. Sehingga pelaku bullying ada efek jera untuk gak mengulanginya lagi ke temannya.
    Sakit hati banget emaknya.
    Heuu~

    ReplyDelete
  45. btw bibirnya berarti kaya aku, ya.. ada bekas belahannya karana pernah sobek jaman SD dulu pernah jatuh dan kemasukan pasir,. duh linu sendiri, kakak emang kelihatan strong gitu ya

    ReplyDelete
  46. aku dulu pernah jadi korban perundungan, mbak, pernah juga elihat teman yang dibully. semoga anak2 kita nanti nggak jadi korban maupun pelaku perundungan ya mbak aamiin

    ReplyDelete
  47. jangankan anak kecil, orang dewasa aja sering mengalami :" semoga kelak kalau aku punya anak, anakku gak jadi korban maupun pelaku perundungan..

    ReplyDelete