Saturday, November 5, 2022

Pengaruh Media Sosial pada Anak

 

Pernah mengalami rasa khawatir saat anak-anak terlalu sering scrolling media sosial?

Sebagian orangtua tentu pernah merasakan hal ini, tak terkecuali Ibu BocahRenyah. Rasanya kesel banget ketika si bocah bisa seharian scrolling media sosial di ponselnya. 

Mau disita ponselnya, berasa kok kejam banget. Diingatkan berkali-kali, tampaknya nurut-nurut saja, namun entah di belakang. Apalagi saat ini si Kakak sudah kuliah dan masih mondok meskipun di dalam kota saja. Kakak sudah bebas mengakses ponselnya di jam-jam kuliah.

Kakak dan Adek yang sudah dibatasi waktu penggunaan ponselnya pun masih seperti itu loh. Begitu pegang ponsel dah laaahh... ada komet lewat di depan aja ga tau. Ibaratnya gitu deh. 

Belum lagi ketika kepikiran, itu yang dilihat apa saja. Saat ditengok sih kelihatannya oke oke saja. Palingan lagi ngikutin tren tiktok saat ini, menu-menu kekinian apa aja yang sedang banyak dibahas, ragam OOTD dan hal-hal keseharian yang sepertinya biasa saja. 

Semoga saja ketika Ibu sedang tidak mendampingi, Kakak dan Adek tetap mengikuti saran Ibu agar tetap memilah apa saja yang ingin mereka lihat. Ingin versus butuh, hal viral versus normal. 


Seberapa Besar Pengaruh Media Sosial Pada Anak?


Anak jaman sekarang tuh ibarat lahir ceprol sudah terpapar gawai, secara orangtuanya pengguna aktif perangkat tersebut. Tidak heran ketika ada anak kecil yang jauh lebih piawai bermain games dibandingkan orangtuanya. 

Jika kaitannya dengan cara pandang anak terhadap kenyataan hidup, bagaimana ya kira-kira pengaruh media sosial yang diakses pada diri mereka?

Media sosial (medsos) sama saja dengan hal-hal lainnya di dunia ini, punya sisi positif dan negatif, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Jika menggunakan medsos untuk berbagi kebaikan, Insya Allah niatan itu akan menjadi penuntun ke jalan kebaikan lainnya. 

Memiliki akun medsos untuk bersenang-senang saja pun tidak masalah. Sekadar posting kebahagiaan hari ini plus sedikit pamer yang melegakan hati, tidak ada yang melarang juga toh?  Asalkan ketika jemari mengklik tombol Publish, semua resiko siap dihadapi.

Nah, bagian yang ini nih yang menjadi sumber kekhawatiran banyak orangtua pada umumnya. Anak-anak sudah memiliki akun medsos sendiri dengan kemungkinan mereka belum terlalu memahami apa saja yang boleh dibagikan ke publik. 

Remaja saat ini rata-rata sudah memiliki paling tidak satu akun medsos, entah itu Instagram ataupun Tiktok. Medsos yang dimilikinya ini menjadi bagian penting dalam diri mereka. Seperti yang Ibu baca pada artikel di mayoclinic.org, survey oleh Pew Research Center tahun 2018 survey menunjukkan data sekitar 750 anak yang berusia di rentang 13 hingga 17 tahun, sebesar 45% secara teratur online melalui ponselnya, dan 97% menggunakan medsos seperti YouTube, Facebook, Instagram atau Snapchat.

Di salah satu sisi, medsos memungkinkan remaja punya identitas online, berkomunikasi dengan orang lain dan membangun jaringan sosial. Jaringan sosial ini bisa membantu remaja, terutama ketika ada kondisi khusus seperti terkucil, punya keterbatasan fisik atau sakit yang cukup parah. 

Selain itu, remaja menggunakan medsos untuk hiburan dan mengekspresikan diri. Mereka bisa mengikuti berbagai acara dari belahan dunia manapun, berinteraksi tanpa terhalang jarak dan belajar banyak hal. Hal-hal seperti ini bisa menjadi hiburan di antara banyak tekanan hidup yang mulai menghampiri masa-masa remaja.

Bagaimanapun juga, medsos juga punya efek negatif bagi remaja. Medsos bisa mengalihkan perhatian remaja dari hal-hal penting yang seharusnya menjadi prioritas hidup. Medsos juga membuat remaja rela kekurangan jam-jam tidurnya hanya demi scrolling medsos idolanya ataupun gebetannya. 

Selain itu, kecenderungan menjadikan medsos sebagai pengisi waktu membuat remaja rentan terhadap cyber bullying ketika ada sedikit saja kesalahan yang mereka lakukan. Parahnya lagi, ada saja anak yang menganggap apa yang terjadi di dunia maya itu adalah segala-galanya. 

Ejekan, sindiran hingga makian di dunia maya terbawa-bawa hingga ke dunia nyata. Beberapa malah menganggap dunianya sudah berakhir dengan peristiwa bullying tersebut. Resiko mental seperti ini terlihat juga saat penelitian tahun 2019 oleh Pew Research Center. Lebih dari 6500 remaja di Amerika Serikat, berusia antara 12 dan 15 tahun yang menghabiskan waktu lebih dari 3 jam sehari di medsosnya memiliki resiko tinggi terserang masalah kesehatan mental. Dalam penelitian yang lain di tahun yang sama, diperoleh data lebih dari 12,000 orang remaja Inggris yang berusia 13 hingga 16 tahun yang mengakses medsos lebih dari tiga kali sehari, diprediksi lemah kesehatan mental dan fisiknya.  

Itulah, Nak... Mengapa Ibu khawatir ketika kalian lebih mementingkan medsos dibandingkan dunia nyata. Bagaimanapun juga, interaksi di dunia nyata tidak kalah pentingnya. Bahkan bisa jadi, kemampuan kalian menyeimbangkan dunia nyata dan dunia maya akan membuat kalian jadi anak yang cerdas dan adaptif.

Tidak semua yang ada di dunia maya itu nyata, Nak. Ibu harap kalian bisa paham tentang hal ini. 


Foto bertahun-tahun yang lalu, ketika medsos belum menjadi 'ancaman' bagi duo BocahRenyah






----------------------------------

Sumber bacaan:
  • https://www.newportacademy.com/resources/well-being/effect-of-social-media-on-teenagers/
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/tween-and-teen-health/in-depth/teens-and-social-media-use/art-20474437
  • https://onlinedegrees.unr.edu/online-master-of-public-health/impact-of-social-media-on-youth-mental-health/

11 comments:

  1. Itu sebabnya harus ada pengawasan terhadap anak2 juga. Karena sekarang perkembangan jaman harus mengikuti. Terlebih pendidikan sekarang perlu punya akun medsos juga ya mom. Tugas video Olahraga aja disuruh upload ke youtube. Hehe

    ReplyDelete
  2. dilemma ya mba, anakku yang awalnya ga aku kasih gadger, sejak pandemi jadi kenal gadget hiks dan dia jadi sering nonton youtube padahal sebelumnya aku ga kasih

    ReplyDelete
  3. dunia maya punya dua sisi yang perlu terus diawasi oleh parents ya Mba , apalagi sedang membersamai anak yang sedang tumbuh dan giat2nya menyerap informasi dari sumber mana pun. semangat Mak

    ReplyDelete
  4. Di media sosial, mayan banyak konten-konten yang tidak tepat untuk anak. Belum lagi bagian review/komennya yang kadang luar biasa bahaya kalau anak sampai ngikutin. Mesti didampingi ya memang anak sekarang kalau akses internet, terutama media sosial

    ReplyDelete
  5. anakku yang kelas 1 SD nih mulai tengok-tengok medsos. Yutub pun sekarang ada short yang isinya kek tiktok. Aku pun khawatir, mbaaa
    bolak-balik ingatkan supaya jangan post kecuali dg pendampingan orang tua

    ReplyDelete
  6. Anakku belum aku kasih media sosial eh kecuali Instagram sih itu juga pegang handphonenya hanya Sabtu dan Minggu di di bawah pengawasan aku tetap,terkadang sesekali mereka kepo terus aku kasih lihat media sosial aku kayak gini.Oh mereka bilang "cuma isinya gini aja"

    ReplyDelete
  7. Media sosial untuk anak2 harus banget diawasi ya mbak. Tapi anak2ku masih SD jadi blm dikasih bikin akun medsos. Ada IG juga aku yang pegang password dll nya hehehe

    ReplyDelete
  8. iya aku jga kurang suka sih anak2 mengakses medsos sebelum usianya. soalnya di medsos itu ngga ada filter dan bisa nagih gitu lho mba. anak2ku masih kecil ini ngga ada yg aku buatkan dan izinkan main medsos. kalo pegang hape ya ngegame aja

    ReplyDelete
  9. Yang kemarin ramai mengenai seseorang yang pernah viral dan sengaja membuat akun medsos dengan dalih alter ego, itu beneran meresahkan, kak Un..
    Jadi sebagai orangtua memang perlu sekali dekat dari hati ke hati dengan anak. Karena itulah benteng terbaik anak setelah lantunan doa untuk ananda.

    ReplyDelete
  10. Anak-anak saya jarang update medsosnya, males katanya. Cuma ya tetep aja kan mereka jadi penonton, khawatir juga terpapar konten yang aneh-aneh, berusaha percaya dan pikiran positif, sambil terus diingatkan untuk bijak pilih konten

    ReplyDelete
  11. Pengaruhnya besar banget mbak. Anak sepupuku dr umur 3 tahun udah dikasih hp. Sekarang umur 6 tahun, pulang sekolah, makan, malam hari yg dipegang hp aja. Mau ngasih tahu ibunya juga gimana ya, dianya juga diem aja :(

    ReplyDelete