Sunday, January 29, 2023

3 Cara Mudah Agar Anak Berani Sekolah Sendiri

 

Sampai sekarang masih teringat bagaimana sulitnya melatih Adek untuk berani sekolah sendiri di saat awal masuk PAUD. Bawaannya khawatir melulu saat berada di tengah teman-teman dan gurunya. Selalu menengok ke jendela dan memastikan bahwa Ibu masih ada di sana untuk menunggunya.

Banyak yang bilang kalau hal seperti ini wajar, namanya juga masih kecil dan baru belajar bersekolah. Biasanya kan di rumah terus bersama keluarga. Nah, berada di antara orang asing yang bukan keluarganya tentu menjadi pengalaman baru bagi anak-anak.



Separation Anxiety pada Anak


Yang mungkin tidak diketahui secara detail oleh para orangtua, kondisi di atas tadi dikenal sebagai separation anxietySeparation anxiety bisa diartikan sebagai gangguan kecemasan berlebih yang terjadi pada seseorang di saat dirinya harus berpisah dengan orang yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengannya.

Anak-anak terbiasa dalam perlindungan dan pengawasan keluarga. Entah itu ayah dan ibunya, kakek dan nenek, paman dan bibi, bisa juga pengasuh maupun saudara-saudaranya yang tinggal serumah. Pada anak-anak, separation anxiety merupakan hal yang wajar. Proses ini menandai perkembangan psikologis mereka. Gangguan kecemasan ini biasanya akan terjadi pada usia 7 bulan hingga 3 tahun. Seiring bertambahnya usia, separation anxiety akan menghilang dengan sendirinya.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi separation anxiety. Gangguan ini bisa saja muncul dari sisi pertumbuhan secara biologis, kognitif, kondisi lingkungan, temperamen anak, serta respon dari orangtua. Separation anxiety sendiri awalnya adalah proses perkembangan kognitif bayi yang terjadi di usia 4–7 bulan yang disebut dengan object permanence, suatu keadaan dimana anak menyadari keberadaan atau ketiadaan suatu benda atau orang dalam jangkauan pandangnya.

Separation anxiety yang berlangsung terus menerus hingga anak tumbuh besar sudah masuk dalam kategori gangguan berlanjut. Normalnya, anak merasa resah dan takut ditinggal oleh orangtua dalam kurun waktu tertentu saja, terutama di awal-awal masa sekolah. Masing-masing anak memiliki masa adaptasi yang berbeda, ada yang sehari saja sudah berani ditinggal oleh orangtuanya, ada juga yang hingga berbulan-bulan baru bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya.

Duo BocahRenyah pun mengalami masa adaptasi yang berbeda. Jika Adek butuh waktu berminggu-minggu untuk disapih dan merasa nyaman untuk berada di sekolah tanpa kehadiran Ibu, lain kejadian dengan yang dialami Kakak. Saat hari pertama diantarkan dan ditungguin di PAUD, Kakak sudah bilang bahwa besok Ibu tidak usah menunggu lagi di sekolah. Bahkan Kakak bilang Ibu mendingan pergi ke kantor saja, tidak perlu menunggu terus menerus. Wuaaahh... Kok cepet banget ya mandirinya, padahal Ibu masih pengin melihat Kakak bermain dan belajar bersama teman-teman barunya di PAUD.



3 Tips Praktis Agar Anak Berani Sekolah Sendiri


Ada banyak faktor yang memicu ketakutan anak saat harus ditinggal oleh orangtuanya di masa-masa awal sekolah. Bisa saja anak masih takut dengan teman barunya. Situasi yang asing membuatnya tidak nyaman berkomunikasi dengan orang lain.


Ruang kelas yang berbeda dengan kondisi di rumah juga bisa memicu kecemasan si anak. Biasanya kan kalau di rumah anak sudah hapal dengan letak-letak ruangan, letak mainannya dan juga keberadaan orang-orang yang menyayanginya. Ketakutan pada hal-hal baru inilah yang membuat anak takut untuk ditinggal oleh orangtuanya saat sedang sekolah.

Ada 3 tips praktis yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk melatih keberanian anak agar berani sekolah sendiri. 
  1. Melatih keberanian anak secara bertahap
    Meskipun orangtua memiliki kesibukan lain, misalnya harus segera berangkat ke kantor, tetap saja harus meluangkan waktu khusus untuk melatih anak secara bertahap agar berani sekolah sendiri. Tahapan melepaskan separation anxiety pada tiap anak akan berbeda-beda. Orangtua lah yang memahami karakter anaknya, jadi proses melepas anak untuk berani sekolah sendiri harus disesuaikan dengan kondisi anak.

  2. Tunjukkan rasa percaya pada anak dan guru
    Salah satu yang membuat anak sangat takut di sekolah adalah ketika orangtua tidak percaya pada anak dan guru. Orangtua menunjukkan kekhawatiran saat meninggalkan anaknya sendiri di sekolah. Ikatan perasaan ini nyambung pada si anak.
    Untuk mengatasinya maka cobalah percaya pada anak sendiri dan guru. Berikan pesan kepada guru tentang bagaimana sifat dan kebiasaan.

  3. Berikan penghargaan pada anak
    Keren, adek sudah berani sekolah sendiri. Nanti mama belikan kue kesukaan adek yaaa...
    Pujian dan pemberian hadiah seperti ini boleh-boleh saja dilakukan agar anak merasakan penghargaan dari orangtua. Rasa senang yang dialami oleh anak bisa menyemangatinya untuk berani sekolah sendiri lagi di hari-hari berikutnya. 

Adakah Moms & Dads yang mengalami juga masa-masa menyapih anak untuk berani sekolah sendiri seperti ini? Boleh dong berbagi tips selain ketiga hal di atas tadi ke pembaca lainnya. Silakan berbagi tips dan pengalaman di kolom komentar yaaa...

17 comments:

  1. Beberapa anak di sekolah si adek, terutama usia kelompok bermain memang ada yang masih mewek kalau ditinggal Mamanya. Tapi pelan pelan mereka mulai lebih berani. Apalagi kalau sudah punya bestie di sekolah. Selain itu guru dan sekolahnya juga harus fun sih ya. Makanya jadi guru PAUD apalagi level kelompok bermain itu mesti ekstra energinya hi hi. Guru-guru kelompok bermain di sekolah si adek klo udah bubaran kelas kloter pertama itu biasanya pada kelaperan mbak ha ha.

    ReplyDelete
  2. Karena anaknya yg minta sekolah, masa masuk playgroup dilalui dengan aman, Mba. Hanya diantar, setelah itu ditinggal. Baru ada drama di awal TKB, karena dia dihukum guru sama satu teman lainnya. Ngadat gak mau sekolah. Lumayan membutuhkan waktu memberi pengertian pada anaknya, hingga gurunya meminta ma'af. Yang pasti, masa-masa sekolah dan bermain usia dini itu masa yg gak bakal dapat diulang, dan dasar untuk tahapan sekolah anak selanjutnya. Kudu dipersiapkan dengan baik agar anak berani sekolah.

    ReplyDelete
  3. Ya ampun udah lama banget masa2 itu. Yg paling inget itu waktu di bungsu mau masuk TK. Anaknya pendiam & introvert. Gamau ditinggal di sekolah. Bener2 yg aku harus duduk dekat dia pakai kursi bocil TK di dalam kelas selama sebulan wwkwkwk. Masya Allah cepat sekali waktu berlalu. Ibu2 harus ngikuti tips di atas karena jaman sekarang banyak urusan & karya, gak bisa nungguin anak terus.

    ReplyDelete
  4. Memang masa adaptasi tiap2 anak itu beda ya..ini tentu menjadi dasar memberi perlakuan yang beda/sesuai karakter anak ya..tidak bisa disamaratakan. Trmksh tipsnya..bagus nih utk ibu2 yg putra/putrinya sudah masuk masa sekolah..

    ReplyDelete
  5. Anak saya yang pertama sempat berbulan-bulan maunya ditemani di sekolah. Alhamdulillah sekolahnya ramah anak. Malah gurunya yang meminta saya untuk menemani sampai anak bener-bener nyaman dan bisa dilepas tanpa menangis. Tarik ulur aja. Selama berbulan-bulan itu, saya ikut nemenin di kelas.

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah anak-anak saya gak drama saat harus ditinggal di sekolah, Si Tengan ini sih yang kadang masih minta ditemani, minta saya berada di depan kelas seperti Mama-mama lainnya, tapi kalau diturutin terus dianya jadi gak fokus dalam kelas, dikit-dikit datang menghampiri, jadi gak enak ama gurunya karena sebenarnya dia udah bisa mandiri. Makanya saya biasanya nunggu di bawah aja, kebetulan kelasnya di lantai 2.

    Tapi ada lho teman Si Tengah sampai sekarang masih terus ditemani ama mamanya, bahkan mamanya harus ada di dalam kelas, duduk di pojokan gitu :D

    ReplyDelete
  7. Kasih award untuk keberaniannya bisa sekolah sendiri boleh juga ya, agar memupuk kepercayaan diri nya juga. Ah dulu kayak apa ya daku pertama kali sekolah hehe

    ReplyDelete
  8. memang anak - anak harus kita dukung sejak kecil ya mba, supaya mereak PD dan juga berani saat bertemua dengan orang lain atau berada di lingkungan yang berbeda

    ReplyDelete
  9. Sama, kak Un..
    Anak pertamaku juga mudah banget mandirinya, alhamdulillah.
    Malah kalau dianter Daddy-nya cuma diturunin sampai depan pagar dan anaknya berani masuk sendiri. Kalau sama mamak kan.. mamaknya masuk, nemenin nulis presensi trus baru ritual dadah-dadah yang mana ritual ini baperan emaknya daripada anaknya.

    MashaAllah~
    Ini bertahap banget memang, karena abis ini menyapih buat pesantren.
    MashaAllah...bismillah.
    Semakin dekat hari masuk pesantren, semakin gamang. Semoga Allah mudahkan kuatkan ketika waktunya tiba.

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah mungkin krn anak2 sejak kecil terbiasa di daycare jd kalau masuk sekolah gak masalah gak liat emaknya. Beda ma zaman aku dulu, krn aku ke mana2 ma ibuku masuk TK aja aku minta emakku nemenin aku di kelas wkwk.
    Mungkjn emang perlu pembiasaan dan sounding supaya anak paham kalau di sekolah gak sendirian melainkan ma guru dan teman2. Diyakinkan jg ortu tetep ada cuma gak keliatan aja krn diluar hehe.

    ReplyDelete
  11. Dulu mulai anak kedua deh aku worit soal ninggalin anak di sekolah, sendiri. Soalnya anak kedua memang beda dari anak pertama. Deket banget sama aku, pemalu, dan takut-takutan anaknya. Tapi ternyata aku salah, di hari pertama masuk TK, dia udah berani sendiri di kelas, dan ditinggal aku. Kuncinya ternyata ada pada temennya. Ada temennya yang supel dan ngajak dia main. Anakku jadi nyaman, eh betah dan berani akhirnya.

    Pas anak ketiga juga gitu. Nah anak keempat, dia kayak anak pertama. Pemberani dan malah gak mau ditungguin aku. Masuk lingkungan sekolah, dia minta aku pulang. Hehehe, tiap anak beda-beda sifatnya.

    ReplyDelete
  12. Waktu anak saya TK, ada temannya yang selama sekolah ibunya harus berada di dalam kelas sampai selesai belajar. Tapi lama-lama jadi berani sendiri

    ReplyDelete
  13. Kebanyakan anak2 umur 3-4 masih banyak yg blm berani masuk kelas. Mungkin karena dunia baru buat mereka ya.

    ReplyDelete
  14. Anakku dulu lebih mudah pas pertama masuk sekolah karena sebelum mulai masa sekolah, dia udah terbiasa main bareng sama anak sekitar. Beda sama ponakanku yang angkatan covid dan jarang keluar rumah. Mamanya terpaksa menemani di sekolah untuk beberapa waktu sampai anak berani ditinggal

    ReplyDelete
  15. Ini yang saya rasakan 6 tahun yang lalu. Saat si sulung mulai masuk sekolah. Dan.. beberapa bulan lagi rasa itu bakal terulang. Karena adeknya pun bakal mulai masuk sekolah. Hahahah. Baca ini jadi dejavu deh sama momen-momen tersebut.

    ReplyDelete
  16. anak pertama saya dulu juga takut ke sekolah sendirian, maunya diantar terus. namun setelah ada anak tetangga yang juga sekolah di tempat yang sama, akhirnya dia jadi berani karena punya teman jalan yang satu tujuan

    ReplyDelete
  17. Anak pertamaku mayan parah separation anxiety nya terutama saat di rumah. Ya maklum karena berdua aja sama aku saat kecil. Begitu anak kedua ketiga aq dibantu byk org jadi separation anxietynya ga separah anak pertama

    ReplyDelete